PPC
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan
dan Pengendalian Produksi
Menurut Vincent Gaspersz (1998, p3) produksi merupakan fungsi pokok
dalam setiap organisasi, yang mencakup aktifitas yang bertanggung jawab untuk
menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi
industri itu. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan biaya yang lebih
rendah, meningkatkan kualitas dan produktifitas, dan menciptakan produk baru
telah menjadi kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan berbagai
terobosan dan penemuan baru. Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan
inti yang paling dalam, spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain
seperti: keuangan, personalia, dan lain-lain. Sistem produksi merupakan sistem
integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Dalam sistem
produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah
input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Sistem
produksi memiliki beberapa karakteristik berikut:
a. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling
berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini
berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu.
b. Mempunyai tujuan yang
mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang dan/atau jasa)
berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
c. Mempunyai aktifitas berupa
proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan
efisien.
d. Mempunyai mekanisme yang
mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber
daya.
Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem
produksi
modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional yang berperan
penting dalam menunjang kontinuitas operasional sistem produksi itu. Komponen
struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan (material), mesin
dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi, tanah, dan lain-lain.
Sedangkan komponen fungsional terdiri dari: supervisi, perencanaan,
pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan
manajemen dan organisasi. Komponen-komponen yang disebutkan di atas merupakan
elemen-elemen utama dalam sistem produksi yaitu berupa input. Selain input,
elemen utama lainnya yaitu: proses, output, serta adanya suatu mekanisme umpan
balik untuk pengendalian sistem produksi itu agar mampu meningkatkan perbaikan
terus-menerus (continous improvement). Suatu proses dalam sistem
produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja,
material, informasi, metode kerja, dan mesin atau peralatan dalam suatu
lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk, agar dapat dijual dengan
harga kompetitif di pasar. Proses itu mengkonversi input terukur ke dalam
output, terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.
Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang dikaitkan melalui
suatu aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai input ke
dalam output yang bermanfaat atau bernilai tambah tinggi. Suatu proses memiliki
kapabilitas atau kemampuan untuk menyimpan material (yang diubah menjadi barang
setengah jadi) dan informasi selama transformasi berlangsung.
Perencanaan dan pengendalian proses produksi merupakan metode yang digunakan dalam menghasilkan produk yang
melewati proses dimana produk dibuat berdasarkan informasi tentang keinginan
konsumen (pasar) yang diperoleh dari riset pasar yang komprehensif, selanjutnya
didesain produk sesuai dengan keinginan pasar itu. Desain produk telah
menetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh bagian produksi.
Bagian produksi harus meningkatkan efisiensi dari proses dan kualitas produk,
agar diperoleh produk-produk berkualitas sesuai dengan desain yang telah
ditetapkan berdasarkan keinginan pasar itu, dengan biaya yang serendah mungkin.
Dengan perencanaan dan pengendalian proses produksi semua hal tersebut
dapat dicapai dengan menghilangkan pemborosan (waste) yang terjadi dalam
proses produksi itu.
Ø Tujuan :
Memahami konsep dasar sistem produksi, teknik
peren- canaan, pengendalian produksi, inventori, tenaga kerja dan input-input
lainnya. Mampu melakukan peramalan permintaan. Mampu menyusun MPS dan MRP. Mampu
melakukan perencanaan kapasitas.
Ø Pokok Bahasan
Perencanaan dan
pengendalian produksi. Fungsi pe- ramalan dan teknik peramalan. Sistem dan
pengenda-lian inventori. Master Production Schedule/MPS/ Peren-canaan
Jadwal Produksi Induk. Material Requirement Planning /MRP/ Perencanaan
Kebutuhan Material. Perencanaan Kapasitas; Resource Planning,
Capacity Planning, Capacity Requirement Planning. Penjadwalan Pengurutan
kerja, operasi dan tenaga kerja. Pengenda-lian Aktivitas Produksi. Rescheduling,
Distribution, Requirement Planning, Supply Chain, dan Enterprise Resource
Planning.
Ø PENGERTIAN
PPC,- adalah kegiatan pabrik yang meliputi perencanaan dan pengendalian
segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi barang/jasa.
• PRODUCTION: Suatu
proses pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan
oleh konsumen.
• PLANNING: Melihat kedepan, antisipasi
segala kemungkinan/kendala yang akan dihadapi, dan menentukan bagaimana cara
memproduksi terbaik dan dapat menjualnya
• CONTROLLING : fase untuk memastikan bahwa produksi berjalan
dengan baik dan terkendali.
Ø KEGIATAN PPC
1. Penyusunan JIP (jadwal induk
produksi) / skedul induk.
2. Perencanaan kebutuhan TK.
3. Menerima pesanan produk.
4. Mengurai pesanan yang diterima.
5. Menentukan kebutuhan Bahan
Baku.
6. Menentukan peralatan produksi.
7. Pengelolaan persediaan BB di
gudang.
8. Menentukan urutan
mesin/peralatan.
9. Mempersiapkan perintah
pengerjaanMenyusun skedul pelaksanaan produksi.
10. Menjamin segala kebutuhan produksi tersedia.
11. Menyeimbangkan pesanan-kapasitas.
12. Mengeluarkan perintah produksi.
13. Mengatur transportasi BDP (Barang dalam Proses).
14. Menerima laporan pekerjaan yang telah selesai.
15. Memecahkan masalah penundaan produksi.
16. Merevisi perubahan pesanan.
17. Mengoperasikan gudang penyimpanan barang jadi.
18. Estimasi pesanan yang dibutuhkan.
Faktor
penting dalam melakukan pengukuran adalah standar produksi meliputi waktu,
mutu, jumlah yang dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
jangka waktu tertentu di perusahaan ini. Pengukuran perlu dilakukan
secara terus-menerus sehingga keputusan yang diambil untuk pengembangan jangka
panjang mempunyai dasar yang objectif.
Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi dan material pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan oleh persediaan yaitu :
Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.
Salah satu metoda perencanaan produksi yang banyak digunakan misalnya perencanaan Agregat. Sebagai contoh, beberapa fungsi perencanaan agregat adalah sebagai berikut;
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi perusahaan
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi dan material pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan oleh persediaan yaitu :
Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.
Salah satu metoda perencanaan produksi yang banyak digunakan misalnya perencanaan Agregat. Sebagai contoh, beberapa fungsi perencanaan agregat adalah sebagai berikut;
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi perusahaan
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Perencanaan dan pengendalian prosduksi (PPC)adalah
aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. PPC merupakan tindakan
manajemen yang sifatnya abstrak (tidak dapat dilihat secara nyata). System computer
barangkali merupakan analogi yang tepat untuk system produksi. Proses produksi
adalah perangkat kerasnya (hardware) dan PPC adalah perangkat lunaknya
(software).
Bila PPC juga disebut system produksi maka pengertian system produksi berarti ada dua, yaitu :
1. Suatu system untuk membuat produk ( mengubah bahan baku menjadi barang) yangmelibatkan fungsi manajemen (yang bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut.
2. Suatu teknik untuk merencanakan dan mengendalikan produksi (bersifat abstrak) dan tidak membahas preose pembuatan produk.
Peta Rakitan (Assembly Chart)
Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami :
1. Komponen-komponen yang membentuk produk
2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama
3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian
4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan
Bila PPC juga disebut system produksi maka pengertian system produksi berarti ada dua, yaitu :
1. Suatu system untuk membuat produk ( mengubah bahan baku menjadi barang) yangmelibatkan fungsi manajemen (yang bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut.
2. Suatu teknik untuk merencanakan dan mengendalikan produksi (bersifat abstrak) dan tidak membahas preose pembuatan produk.
Peta Rakitan (Assembly Chart)
Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami :
1. Komponen-komponen yang membentuk produk
2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama
3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian
4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan
5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian
6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan
7. Urutan waktu komponen bergabung bersama
8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan
6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan
7. Urutan waktu komponen bergabung bersama
8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan
Membentuk Suatu Peta Rakitan yaitu
1. Dengan menggunakan senarai komponen dan dokumen barang atau yang sejenis dan lintasan produksi bagi perakitan, tentukan operasi terakhir dalam produksi atau dalam rakitan suatu produk. Gambarkan operasi terakhir ini dengan lingkaran berdiameter 12 mm pada sudut kanan bawah selembar kertas dan tuliskan operasi tersebut dengan jelas disebelah kanan lingkaran tadi.
2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran ke arah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm pada ujungnya, dan tunjukan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah,dsb). Yang dirakit pada operasi tersebut. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, komponen terakhir dipasang dibawah.
3. Jika yang dihadapi adalah rakitan bagian (bukan Komponen), buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm untuk menggambarkan operasi rakitan bagian tadi. Kemudian lanjutkan ke kiri rakitan bagian tersebut, diuraikan kedalam komponen-komponennya. Setelah penggambaran peta rakitan selesai, rakitan dapat diberi nomor. Garis yang menunjukan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan lingkaran berdiameter 6 mm yang nomor komponennya dapat dimasukan.
4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponenya selesai dicatat, gambarkan garis tegak pendek dari lingkaran 8 mm ke atas, masuki lingkaran 12 mm yang menunjukan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan 3. Ulangi langkah 2 dan 3.
5. Teruskan sampai seluruh produk selesai diuraikan dan semua komponen telah dicatat di sebelah kiri, dari bawah ke atas.
6. Periksa kembali peta initerhadap dokumen barang untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum. Masukan nomor operasi rakitan dan rakitan bagian ke dalam lingkaran, jika diperlukan. Setelah selesai, bahan (komponen) yang terdaftar pada sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah.
Lingkaran yang menunjukan rakitan atau rakitan bagian tidak selaluh harus menunjukan lintasan station kerja atau lintasan rakitan. Atau bahkan lintasan orang, tetapi benar-benar hanya menunjukan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh tiap operator.
Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar-terurai’. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit.
> Struktur Produk
Struktur Produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk dapat diterapkan system MRP. Struktur produk yang rumit dan banyak levelnya akan membuat perhitungan semakin kompleks terutama dalam proses explosion. Proses explosion merupakan suatu prosedur untuk menghitung jumlah kebutuhan kotor dalam tingkat yang lebih bawh setelah dilakukan proses offsetting pada item produknya.
Struktur produk dengan jumlah level yang besar akan membuat proses MRP (proses netting, lotting, offsetting, dan explosion) yang berulang-ulang dilakukan satu per satudari atas kebawah level demi level dan periode demi periode. Pada proses lotting, penentuan ukuran lot pada level yang lebih bawah membutuhkan teknik-teknik yang sangat sulit (multi level lot size technique). Sehingga dengan semakin kompleksnya struktur produk akan membuat perhitungan proses MPR semakin rumit.
Bila struktur produk tidak berubah-ubah, kesulitan ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di awal pembuatan system MRP (jika dengan program computer). Jika struktur produk berubah, maka sistem yang telah dibuat harus dimodifikasi.
> Bill Of Material
BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Fungsinya Secara spesifik struktur Bill of Material tidak saja berisi komposisi komponen, tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk jadi. Bill of Material sebagai suatu network atau jaringan yang menggambarkan hubungan Induk (parent product) hingga ke komponen
Bill Of Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah:
- Modular Bills yaitu bill o f material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk.
1. Dengan menggunakan senarai komponen dan dokumen barang atau yang sejenis dan lintasan produksi bagi perakitan, tentukan operasi terakhir dalam produksi atau dalam rakitan suatu produk. Gambarkan operasi terakhir ini dengan lingkaran berdiameter 12 mm pada sudut kanan bawah selembar kertas dan tuliskan operasi tersebut dengan jelas disebelah kanan lingkaran tadi.
2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran ke arah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm pada ujungnya, dan tunjukan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah,dsb). Yang dirakit pada operasi tersebut. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, komponen terakhir dipasang dibawah.
3. Jika yang dihadapi adalah rakitan bagian (bukan Komponen), buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm untuk menggambarkan operasi rakitan bagian tadi. Kemudian lanjutkan ke kiri rakitan bagian tersebut, diuraikan kedalam komponen-komponennya. Setelah penggambaran peta rakitan selesai, rakitan dapat diberi nomor. Garis yang menunjukan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan lingkaran berdiameter 6 mm yang nomor komponennya dapat dimasukan.
4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponenya selesai dicatat, gambarkan garis tegak pendek dari lingkaran 8 mm ke atas, masuki lingkaran 12 mm yang menunjukan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan 3. Ulangi langkah 2 dan 3.
5. Teruskan sampai seluruh produk selesai diuraikan dan semua komponen telah dicatat di sebelah kiri, dari bawah ke atas.
6. Periksa kembali peta initerhadap dokumen barang untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum. Masukan nomor operasi rakitan dan rakitan bagian ke dalam lingkaran, jika diperlukan. Setelah selesai, bahan (komponen) yang terdaftar pada sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah.
Lingkaran yang menunjukan rakitan atau rakitan bagian tidak selaluh harus menunjukan lintasan station kerja atau lintasan rakitan. Atau bahkan lintasan orang, tetapi benar-benar hanya menunjukan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh tiap operator.
Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar-terurai’. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit.
> Struktur Produk
Struktur Produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk dapat diterapkan system MRP. Struktur produk yang rumit dan banyak levelnya akan membuat perhitungan semakin kompleks terutama dalam proses explosion. Proses explosion merupakan suatu prosedur untuk menghitung jumlah kebutuhan kotor dalam tingkat yang lebih bawh setelah dilakukan proses offsetting pada item produknya.
Struktur produk dengan jumlah level yang besar akan membuat proses MRP (proses netting, lotting, offsetting, dan explosion) yang berulang-ulang dilakukan satu per satudari atas kebawah level demi level dan periode demi periode. Pada proses lotting, penentuan ukuran lot pada level yang lebih bawah membutuhkan teknik-teknik yang sangat sulit (multi level lot size technique). Sehingga dengan semakin kompleksnya struktur produk akan membuat perhitungan proses MPR semakin rumit.
Bila struktur produk tidak berubah-ubah, kesulitan ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di awal pembuatan system MRP (jika dengan program computer). Jika struktur produk berubah, maka sistem yang telah dibuat harus dimodifikasi.
> Bill Of Material
BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Fungsinya Secara spesifik struktur Bill of Material tidak saja berisi komposisi komponen, tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk jadi. Bill of Material sebagai suatu network atau jaringan yang menggambarkan hubungan Induk (parent product) hingga ke komponen
Bill Of Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah:
- Modular Bills yaitu bill o f material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk.
- Planning Bills dan Phanton Bills. Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu.
- Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar